Kerangka Proposal

Posted on

Kerangka Proposal – Harus dipahami oleh penulis atau peneliti sebelum mulai mengajukan proposal penelitian.

Kerangka proposal yang akan dibahas di sini adalah kerangka kerja sederhana proposal penelitian dan umumnya digunakan dalam penelitian sosial.

Kerangka Proposal penelitian yang ditunjukkan di sini juga dapat digunakan sebagai referensi dalam membuat proposal untuk makalah ilmiah seperti dokumen, tesis, tesis diploma dan disertasi.

Artikel ini menjelaskan definisi kerangka proposal dan prosedur menggunakan contoh. Proyek penelitian atau proposal penelitian biasanya dilakukan sesudah kerangka kerja terselesaikan.

Kerangka kerja desain penelitian dirancang untuk memandu proposal sehingga tulisannya jelas dan sistematis sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami esensi proposal.

Mari kita mulai dengan apa itu kerangka proposal??

Pengertian Kerangka Proposal

Kerangka kerja desain penelitian bisa diilustrasikan atau digambarkan sebagai panduan / panduan untuk struktur proyek penelitian, sehingga koleksi bab dan sub bab adalah sistematis dan ilmiah.

Dengan pengertian ini, kerangka kerja dapat dipahami di sini sebagai panduan atau panduan untuk menulis.

Seolah – olah kita sedang menulis esai atau menulis cerita, gambar yang sudah diatur sebelumnya berfungsi sebagai panduan yang menetapkan batasan untuk setiap bagian dan menentukan apa yang harus ditulis dalam setiap bab, sub-bab atau bagian.

Demikian juga peran kerangka kerja untuk proposal penelitian yang memandu penulis dalam merumuskan proposal sistematis.

Agar suatu proposal dapat disusun secara sistematis, kerangka kerja yang dikembangkan juga harus mematuhi metode ilmiah. Selanjutnya, kita akan membahas secara singkat cara membuat kerangka kerja sistematis untuk desain penelitian.

Cara Membuat Kerangka Proposal Penelitian

Desain atau proposal penelitian harus diatur secara sistematis sehingga laporan penelitian sesuai dengan aturan dan sistematika karya ilmiah yang berlaku.

Untuk membuat proyek penelitian yang sistematis, perlu untuk menulis lebih banyak elemen atau bagian satu demi satu tanpa tumpang tindih.

Sebagai contoh sederhana, judul penelitian harus ditempatkan di latar depan. Contoh ini tampaknya tidak dinyatakan kecuali pembaca tahu.

Contoh yang agak rumit mungkin menjadi bagian dari konten, misalnya ulasan literatur dan batasan konseptual.

Agak aneh, jika proposal didahului dengan diskusi tentang batas-batas konsep revisi literatur. Oleh karena itu, meninjau literatur harus melampaui batas konsep, karena lebih umum.

Bagaimana kerangka kerja yang valid dan adil untuk proposal dapat dibuat? Jawaban singkat mesti sesuai dengan logika penelitian ilmiah dan bisa dimengerti oleh pembaca.

Seperti posting saya di banyak halaman lain, setiap panduan berisi sebanyak mungkin contoh untuk membantu pembaca lebih memahami penjelasan saya.

Berikut ini, saya menunjukkan contoh kerangka proposal penelitian dalam bentuk yang paling sederhana.

Perubahan maupun pengembangan lebih lanjut bisa dilakukan di beberapa bagian, tetapi setidaknya elemen dasar pada awalnya memuaskan. Berikut ini contoh dari kerangka tersebut :

kerangka proposal

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Latar-Belakang
Perumusan-Masalah
Tujuan-Penelitian
Manfaat-Penelitian

BABII TINJAUAN PUSTAKA

Literatur
Batas – Batas Konseptual
Hipotesis

Bab III Metodologi

Metode Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data

SASTRA
LAMPIRAN

Dari contoh di atas saya ingin menambahkan beberapa saran yang dapat diwaspadai oleh pembaca.

Sejalan dengan kerangka kerja sistematis yang disebutkan di atas, proposal penelitian dalam isinya selalu datang hanya untuk bagian metodologis atau penjelasan tentang metode penelitian yang digunakan. Peneliti harus bisa menjelaskan tentang bagaimana penelitian dilakukan nanti.

Langkah pertama yang dapat diambil untuk membuat kerangka kerja atau proposal sistematis yang baik dan benar adalah bahwa peneliti menjelaskan fenomena yang relevan dengan penelitian.

Fenomena mesti mengandung masalah atau masalah. Jika penelitian menyangkut ilmu sosial, masalahnya harus sosial.

Dari masalah ini, peneliti merumuskan beberapa pertanyaan penelitian dan juga rumusan masalah.

Konfirmasi masalah dapat digambarkan hanya sebagai apa yang peneliti ingin ketahui.

Tujuan dan juga manfaat penelitian bisa dirumuskan secara sekilas di muka untuk mengetahui bahwa penelitian Anda sebenarnya adalah yang Anda butuhkan.

Pada titik ini kita setidaknya telah menyelesaikan Bab I dari pendahuluan.

Bab I yang lengkap ini dapat digunakan sebagai dasar untuk perumusan judul penelitian yang sederhana.

Judul mungkin tidak final karena mungkin butuh waktu untuk revisi.

Perlu dicatat, penelitian yaitu ialah proses nonlinear. Para peneliti perlu untuk kembali ke fase yang sebelumnya untuk beralih ke fase berikutnya, dan proses itu dapat diulang tanpa batas waktu.

Sebagai contoh, bab II dari tinjauan literatur adalah fase di mana peneliti menetapkan kedekatan dengan literatur yang relevan. Jangan membaca literatur hanya sekali.

Ketika merumuskan beberapa pertanyaan penelitian, sangat memungkin bahwa peneliti meninjau literatur dan juga mencari literatur lain yang relevan. Bab III menyebutkan metodologi yang disebutkan di atas, khususnya cara pelaksanaan penelitian.

Untuk membuat bab terakhir ini populer, para peneliti perlu memahami metode penelitian ilmiah mana yang tersedia dan bagaimana mereka digunakan dalam penelitian.

Baca Juga :