Majas Tautologi

Posted on

Majas Tautologi – Tahukah anda tentang majas tautologi itu? Pelajaran mengenai majas ini adalah salah satu yang sering kita temui dalam pelajaran Bahasa Indonesia, baik tingkat SD, SMP, SMA maupun kuliah.

Didalam sebuah karya sastra, majas ini sering digunakan untuk memperkaya gaya bahasa agar menjadi lebih indah, tiap majas mempunyai ciri khas yang membedakan antara yang  satu dengan yang lainnya.

Majas Tautologi

Perbedaan tiap masing-masing majas inilah yang digunakan untuk mengenali atau mengidentifikasinya tersebut, seperti bagaimana cara penyampaian maknanya saat diterapkan disebuah kalimat dan juga dalam hal pemilihan kata.

Pengertian

Secara etimologis, kata tautologi sendiri berasal dari Bahasa Latin “tautologia”yang berarti pengulangan makna.

Menurut KBBI dapat diartikan sebagai suatu pengulangan pernyataan, gagasan, atau kata yang berlebih dan sebenarnya tidak diperlukan karena memiliki makna yang sama.

Dengan kata lain, majas tautologi adalah sebagai gaya bahasa yang menggunakan pengulangan atau menggunakan kata dimana memiliki makna serupa atau sama agar memberikan kesan penegasan yang lebih.

Penyebab Kalimat Menjadi Tidak Efektif?

Majas ini menyebabkan kalimat menjadi kurang efektif karena terdapat pengulangan kata pada kalimat tersebut padahal maknanya serupa atau sama, penjelasan mengenai kalimat efektif dan kalimat tidak efektif dapat dibaca pada artikel sebelumnya.

Tetapi dalam konteks tertentu pengulangan ini menjadikan kalimat yang disampaikan terkesan lebih tegas. Seperti saat penyampaian tentang pidato, ceramah, karya sastra ataupun pengucapan sumpah atau janji.

Adanya penggunaan kata berulang  ini menjadikan majas ini hampir sama dengan majas pleonasme. Perbedaannya dapat dilihat dari contoh majas pleonasme pada artikelnya. Pada majas pleonasme pengulangan tidak diperlukan karena kata sebelumnya mengandung makna implisit. Sedangkan majas tautologi cenderung menggunakan sinonim sebagai pengulangan dengan tujuan menegaskan kalimat yang dibentuk.

Contoh Penjelasan

Bagian 1 :

Oleh karenanya ingatlah kepada Tuhan. Maka kita dapat menjauhkan sifat buruk, menghindari pikiran negatif, atau menjauhkan hal kotor dari dalam diri kita.

Penjelasan :

Pada kalimat kedua diatas, setiap klausa yang terbentuk memiliki makna yang serupa. Makna yang tersirat ialah dengan mengingat Tuhan dapat menghindarkan sesuatu hal dari sifat buruk. Agar maknanya lebih kuat dibuat pengulangan dengan klausa yang memiliki makna yang serupa.

Aku berjanji akan selalu disampingmu dalam suka dan duka, dalam tawa dan tangis, dalam bahagia dan sedih.

Penjelasan :

Pada kalimat itu, setiap klausa memiliki makna yang serupa. Makna yang ingin disampaikan merupakan janjinya untuk selalu bersama baik dalam keadaan suka atau duka. Klausa berikutnya juga mempunyai makna yang sama beserta menegaskan kalimat yang dibuat.

Tega sekali kau pada diriku. Padahal selama ini aku mecoba memahami, mencoba mengerti.

Penjelasan :

Pada kalimat diatas, kalimat kedua memiliki klausa dengan makna yang sama. Bahkan kata memahami dan mengerti tergolong sebagai sinonim atau persamaan kata. Dengan ciri khas yang tersirat inilah sehingga dikatakan majas tautologi.

Seberapa lama lagi kau minta aku untuk menunggu, menanti, setia berharap kau kembali.

Penjelasan :

Dalam kalimat diatas, memiliki klausa yang bermakna sama. Kata menunggu dan menanti merupakan sinonim. Sedangkan “setia berharap kau kembali” memiliki makna yang serupa dengan kata “menunggu” dan “menanti”. Karena itu contoh ini merupakan contoh majas tautologi.

Bagian 2 :

Apa kau masih belum puas? Sudah berapa kali istrimu kau sakiti, sudah berapa kali istrimu kau bohongi, dan sudah berapa kali istrimu kau khianati?

Penjelasan :

Pada contoh diatas kalimat kedua memiliki klausa yang maknanya serupa. Contoh ini merupakan kalimat retoris yang memiliki makna sang suami telah berkali kali menyakiti hati istrinya. Kalimat ini diulang menggunakan klausa yang memiliki makna sama sehingga termasuk jenis majas ini.

Dengan menggunakan krim ini kulit wajahmu akan terlihat lebih sehat, lebih cerah dan lebih merona.

Penjelasan :

Kalimat diatas menegaskan bahwa penggunaan krim akan membuat kulit tampak sehat. Ini ditegaskan dengan penambahan kata ulangan yang merujuk pada makna kulit sehat. Penggunaan kata “cerah” dan “merona” memiliki makna yang serupa dengan penampakan kulit yang sehat.

Mari kita ciptakan negara yang damai. Negara yang tidak mengenal pertikaian. Negara yang mencintai perbedaan.

Penjelasan :

Semua kalimat pada contoh diatas menggambarkan makna yang sama, yaitu negara yang damai, kalimat ini banyak ditemukan dalam pidato atau orasi. Ini berupa ajakan untuk menciptakan negara damai. Agar lebih tegas, makna ini diulang dengan menggunakan pengulangan yang memiliki makna serupa dengan kata “damai”. Pada konteks contoh kalimat ini digunakanlah kata “tidak mengenal pertikaian” dan “mencintai perbedaan”.

Memang kuakui aku menyukai, aku memang mencintai.

Penjelasan :

Kalimat diatas menggambarkan makna yang sama. Tetapi bukan hanya sama saja namun pengulangan yang dipakai pada kalimat berupa bentuk sinonimnya, yaitu “menyukai” dan “mencintai”.

 

Demikianlah pembahasan artikel kali ini, semoga bermanfaat dan menjadi ilmu pengetahuan baru bagi para pembaca.

Baca juga artikel majas terkait lainnya :

Ironi

Sinekdoke

Paralelisme