Majas Eufemisme

Posted on

Majas Eufemisme – Majas Eufemisme merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari berbicara atau berkomunikasi mungkin secara sadar atau tidak kita sering menyertakan majas pada percakapan kita.

Majas Eufemisme

Dari sekian banyak majas yang telah dijelaskan, majas eufemisme mungkin masih menjadi yang masih asing di telinga kita. Nahh, untuk itu marilah simak penjabaran lengkap berikut dibawah ini

Pengertian

Berdasarkan kata eufemisme berasal dari bahasa Yunani Kuno ‘euphemizein’ yang artinya‘kata kata yang baik. Majas ini diartikan suatu majas yang mengungkapkan ungkapan secara halus dengan mengganti ungkapan yang dirasa kasar dengan kata kata yang lebih baik diatasnya, sebagai suatu bentuk sikap yang lebih sopan dan santun. Majas Eufemisme ini umumnya digunakan dalam interaksi dengan orang yang lebih tua atau orang yang lebih dihargai untuk memberikan kesan sopan.

Tujuan Dan Fungsi

Tidak hanya digunakan dalam percakapan sehari-hari tetapi juga pada acara atau kegiatan formal lainnya. Tujuan utamanya tentu untuk menghormati lawan bicara agar tidak merasa direndahkan dengan penggunaan istilah yang ada. Oleh karenanya majas jenis ini sering digunakan dalam kegiatan dan/atau dokumen resmi. Jadi dapat diringkaskan bahwa majas ini mempunyai 2 fungsi khusus, ialah :

  • Dapat lebih memperhalus sebuah ungkapa, majas ini umumnya sering digunakan tak hanya dalam percakapan sehari-hari namun juga pada hal-hal lainnya.
  • Memberikan suatu penghormatan terhadap lawan bicara agar tidak merasa direndahkan dengan penggunaan istilah yang ada. Oleh karenanya majas jenis ini sering digunakan dalam kegiatan atau dokumen resmi.

Contoh Penjelasan

  • Disekitar lingkungan ini masih banyak para tuna wisma yang menggelandang di jalan.

Artinya :

Istilah ‘tuna wisma’ dimaksudkan untuk memaknai seseorang yang tidak memiliki tempat tinggal atau rumah. Istilah tuna wisma menjadikan ungkapan makna dikesankan lebih halus dibandingkan dengan pernyataan dengan bentuk kata yang sesungguhnya.

  • Anak itu penyandang tuna rungu jika berkomunikasi dengannya harus dengan isyarat tangan.

Artinya :

Istilah ‘tuna rungu’ di atas memiliki makna orang yang tidak bisa mendengar atau tuli. Ungkapan dengan istilah ‘tuna rungu’ ialah is memiliki kesan lebih halus atau sopan dibandingkan dengan bentuk kata yang sebenarnya yaitu “tuli.”

  • Lulusan perguruan tinggi ternama di Indonesia itu tersebut tak malu berprofesi sebagai pramusaji di restauran kecil itu.

Artinya :

Istilah ‘pramusaji’ pada kalimat , arti sesungguhnya yaitu “pelayan rumah makan.” Istilah yang digunakan dalam kalimat tentu dirasa lebih santun dibandingkan dengan penggunaan bentuk kata sebenarnya.

Contoh Kalimat

Contoh 1 :

  1. Walaupun berprofesi hanya sebagai pramuniaga, tetapi gadis ini mempunyai komitmen yang teguh untuk menaikkan haji ibu dan ayahnya. (pelayan toko)
  2. Mari kita berdoa bersama agar sahabat yang telah mendahului kita diterima arwahnya di sisi Tuhan. (mayat)
  3. Mohon maaf jika putera kami agak kesulitan dalam memahami pelajaran sekolah, harap dimaklumi karena putera kami agak tertinggal dibandingkan dengan anak-anak seusianya. (keterbelakangan mental)
  4. Saya permisi ke belakang sebentar, jika ingin duluan silahkan saja! (kamar mandi)
  5. Tak ada yang menyangka bahwa wanita secantik itu adalah penyandang tunawicara. (tidak bisa bicara)
  6. Karena banyak peraturan yang dilanggarnya, maka polisi itu kini dibebastugaskan. (dipecat)
  7. Anggota legislatif sensasional yang seringkali tampil di televisi itu kini terkena sanksi pelanggaran kode etik dan terancam diistirahatkan dari masa baktinya. (diberhentikan)
  8. Jika nanti ayah lebih dulu menghadap Tuhan, kau harus menggantikan posisi ayah sebagai presiden direktur di perusahaan kita. (meninggal dunia)
  9. Pina kegelisahan saat ia mendapatkan sebuah informasi bahwa dirinya akan segera dimutasi kerja akhir bulan. (dipindah tugaskan)
  10. Meski memiliki keterbatasan dengan sebutan penyandang tuna netra, Pak Kosim tetap rajin shalat berjamaah di masjid. (tidak bisa melihat)

Contoh 2 :

  1. Gadis imut penyandang tuna netra itu ternyata sangat lihai berpidato bahasa Inggris dan mandarin. (tidak bisa melihat)
  2. Saya ingin menyampaikan hal yang penting bahwa nenek kami telah berpulang ke rahmatullah malam tadi. (meninggal)
  3. Aku harap kau tidak kaget mendengar berita ini, ayahmu telah menghadap Tuhan di saat-saat kritis ketika di rumah sakit. (meninggal)
  4. Para wanita tuna susila yang terjaring operasi pekat tadi malam dibina dan diberi pengarahan oleh dinas sosial kota Bandar lampung. (pekerja seks komersial)
  5. Pendengaran nenek sudah mulai bermasalah, saya berfikir jika tak lama lagi mungkin ia menjadi tuna rungu. (tidak bisa mendengar)
  6. Kejadian semalam telah merenggut kedua bola matanya, sehingga ia kini telah menjadi tuna netra. (tidak bisa melihat)
  7. Lelaki itu belum lama menyandang tuna rungu, sebelum kecelakaan mengerikan di jalan Soekarno Hatta itu terjadi. (tidak bisa mendegar)
  8. Perempuan tua tuna wicara itu sekarang telah menjadi pengusaha butik terkenal di kota Jakarta. (tidak bisa berbicara)
  9. Saya sudah tidak bisa bekerja di sini lagi, mungkin saya harus pulang besok. (mengundurkan diri)
  10. Iman merasa hubungannya sudah tidak bisa diteruskan lagi, sehingga urus-urusan masing-masing ! (putus hubungan)

Contoh 3 :

  1. Setelah kecelakaan pada pesawat kemarin, ia dirawat cukup lama karena itu mendadak ia menjadi tunawicara. (tidak bisa berbicara)
  2. Karena bingung dan putus asa tidak dapat pekerjaan dimana-mana, akhirnya Marni memutuskan berprofesi sebagai perempuan tuna susila. (pekerja seks komersial)
  3. Sementara ini keluarga paman akan tinggal bersama kita, bantulah pamanmu yang kini telah menjadi tunawisma. (tidak memiliki tempat tinggal)
  4. Karena tuntutan ekonomi, jesica terpaksa menjadi wanita tunasusila di kota. (pekerja seks komersial)
  5. Aku realakan diriku menjadi pramusaji di tempat seperti, asalkan adik-adikku bisa tetap melanjutkan pendidikan. (pelayan rumah makan)
  6. Widia meminta ijin untuk ke belakang di tengah-tengah berjalannya seminar. (ke kamar mandi).
  7. Ghani merupakan seorang tuna laras sehingga tidak bisa menyanyikan lagu dengan baik. (cacat suara/nada).
  8. Jeruji besi adalah tempat orang-orang yang pernah berbuat kesalahan atau pelanggaran hukum. ( penjara).
  9. Dinda divonis tuna ganda sejak usia 15 tahun dimana dia tidak bisa berjalan dan juga tidak bisa mendengar. (tuna ganda = cacat kombinasi).
  10. Putra memang agak ketinggalan dibandingkan kawan-kawannya (kurang pintar).

Demikianlah pembahasan artikel kali ini, semoga bermanfaat dan menjadi ilmu pengetahuan baru bagi para pembaca.

Baca juga artikel terkait lainnya :