Pantun Jenaka – Pantun ini mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita apalagi kalo kamu masih duduk dibangku sekolah. Pantun jenaka sangat populer dibandingkan pantun lain, untuk anak SD, SMP, SMA/SMK, bahkan perguruan tinggi khususnya biasanya kalian disuruh membuat pantun jenis ini, karena pantun ini dapat dijadikan sebagai permainan, lucu-lucuan, becandaan bersama teman ataupun sahabat kalian.
Untuk itu disini saya akan mengulas mengenai pantun ini beserta dengan hal – hal yang berkaitan didalamnya secara rinci dan semoga mudah dipahami bagi kalian khususnya orang awam.
Pengertian
Sebelum kita masuk ke materi ada baiknya kita caritahu terlebih mengenai apa itu jenaka? Apa sih arti kata jenaka itu sendiri ?. Kata Jenaka mempunyai arti “lucu”. Jadi inti pantun jenaka ialah suatu pantun yang lucu. Orang jaman sekarang umumnya kebanyakan menyebutnya menggunakan istilah pantun lucu, humor, ataupun gokil.
Tujuan
Pantun Jenaka merupakan suatu pantun atau puisi lama dimana mempunyai tujuan untuk menghibur orang yang mendengar, Namun bisa juga dijadikan sebagai sarana untuk saling sindir menyindir di suatu kondisi yang digelimangi keakraban, untuk tidak memunculkan rasa tersinggung karena dengan pantun ini dapat membuat suasana menjadi cair atau bahkan menyenangkan.
Pantun jenaka adalah normalitas yang diucapkan secara lisan ataupun dapat melalui suatu candaan yang membawa dampak girang dan tertawa sehingga tidak memunculkan rasa ketersinggungan.
25+ Contoh Pantun Jenaka
Nah setelah mengetahui beberapa penjelasan diatas, kali ini kita akan melihat beberapa contoh mengenai pantun ini sebagai berikut :
Bagian 1 :
Di sini kosong di sana kosong
Tidak terdapat batang tembakau
Bukannya aku berkata yang bohong
Ada satu katak memikul kerbau
Kalau ketam datang ke rawa
Lintah turun ke dalam kali
Kalau monyet sedang tertawa
Mukanya jelas lucu sekali
Bambu rotan menjadi kursi
Rumput ilalang menjadi atap
Sejak ayam itu jadi polisi
Banyak elang yang cepat tertangkap
Asam kandis asam jawa
Satu peti didalam kereta
Jikalau nenak sudah tua
Hati atuk tetaplah cinta
Laba-laba berada digua
Jika terbang terdengar bunyi
Nenek sedih menjadi tertawa
Melihat kakek sedang bernyanyi
Pintu hancur dinding belah
Bola satu jatuh di kolam
Terburu-buru ke sekolah
Ternyata hanya pakai celana dalam
Pahlawan perang lawan Belanda
Kakek ngopi sambil baca koran
Memang dia suka rada-rada
Kepala botak doyannya sisiran
Jendela kaca mudah pecah
Kunci rumah kebawa sopir
Badan gemuk seperti gajah
Kalau kentut seperti petir
Burung hinggap pada tiang
Terbang satu melayang-layang
Badan kurus semakin peyang
Ditiup angin tentu goyang-goyang
Ulat tua pasti jadi kepompong
Ada satu dekat disumur
Ada enaknya bergigi ompong
Jika tertawa sambil menyembur
Bagian 2 :
Jika malam nyalakan lampu
Buku di rak tampak acak-acakan
Bilangnya kelas sudah disapu
Mengapa sampah masih berserakan
Ranting tua mudah patah
Badan sakit minumlah jamu
Mari kita bersih-bersih sekolah
Biar sebersih cintaku kepadamu
Burung landas dari tangan
Burung merpati makan menyan
Yang membuang sampah sembarangan
Bisa jadi pacarnya orang utan
Jangan suka mengambil kelapa
Banyak semut di pepohonannya
Jangan sering menanam cinta
Jauh lebih baik menanam bunga
Sungguh segar minum selasih
Minum selasih di waktu siang
Semenjak kamu hidup bersih
Hati ini jadi semakin sayang
Kereta berangkat ke kota solo
Berhenti sebentar makan durian
Sungguh susah nasib jomblo
Orang bermesraan saya gemetaran
Bunga layu genggam di tangan
Balon diisi menjadi ringan
Kalau pergi ke tempat kondangan
Hatipun sedih lihat yang gandengan
Katak sawah pandai melompat
Getah karet ternyata lekat
Aku tidak butuh coklat
Yang kubutuhkan adalah akad
Adat bestari suku Melayu
Takkan hilang badai melanda
Ada orang datang merayu
Yang dirayu ternyata janda
Air naik setinggi betis
Terkena air tumbuh kudis
Aku ini orangnya romantis
Kalau makan inginnya gratis
Bagian 3 :
Memang indah burung gelatik
Perut lapar rasa kempong
Kamu itu memang cantik
Cantik-cantik giginya ternyata ompong
Belalang kupu menjadi kepompong
Anak kucing main dibawah kolong
Masih kecil saja giginya ompong
Mirip dengan nenek-nenek rempong
Ayam bangun terlalu pagi
Cahaya hilang menjadi kelam
Jangan malas untuk sikat gigi
Sikat pagi begitupun malam
Mari main undur-undur
Lalat kecil namanya laler
Ada anak yang suka tidur
Kalau tidur sampai ngiler
Daun hijau daun lontar
Beli kecap logo bango
Katanya kamu anak pintar
Ditanya malah planga plongo
Kue keju dalam nampang
Cari daging dapat tulang
Percuma punya wajah tampan
Jika belajar malas bukan kepalang
Angin beliung suka berputar
Angin kencang disebut topan
Untuk apa otaknya pintar
Jika orangnya tidak sopan
Jika kulit banyak duri
Buah durian enak sekali
Kamu itu bagaikan bidadari
Tapi sayang terlalu malas mandi
Minum sirup jeruk segelas
Ambil kue, kuenya talas
Semua harus bersihkan kelas
Kecuali monyet yang terlalu malas
Mata belok bulunya lentik
Bercahaya bagaikan lampu
Walaupun kamu wajahnya cantik
Untuk apa jika tidak dapat nyapu
Kata “Jenaka” artinya lucu
Pantun Jenaka adalah suatu pantun atau puisi lama dimana isinya mengandung lucu-lucuan atau bahkan sindiran secara lucuan sehingga tidak menimbulkan rasa ketersinggungan
Berikut beberapa jenis pantun yaitu :
1. Pantun Jenaka
2. Pantun Nasehat
3. Pantun Anak
4. Pantun Teka Teki
5. Pantun Agama
6. Pantun Adat
6. Pantun Karmina
Demikianlah pembahasan artikel kali ini, semoga bermanfaat dan menjadi ilmu pengetahuan baru bagi para pembaca.
Baca juga artikel lainnya :