Mengetahui Rumus Current Ratio dan Penjelasannya Lengkap

Posted on

Current ratio (rasio lancar) adalah rasio yang memiliki manfaat yang sangat penting untuk mengukur kemampuan perusahaan. Terutama dalam hal melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Yang mana bisa diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan bisa menjamin utang lancarnya. Jika rasionya semakin tinggi, maka akan terjamin utang-utang perusahaan kepada kreditur. Rasio ini juga dimanfaatkan dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Yang mana akan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Berikut ini akan dijelaskan mengenai rumus current ratio lemgkap dengan penjelasannya.

Rumus Current Ratio ( Rasio Lancar)

Rumus Current Ratio

Rumus Current Ratio ini untuk membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Current Ratio (rasio lancar) juga memberikan informasi mengenai kemampuan dari aktiva lancar dalam menutup hutang lancar. Aktiva lancar ini diantaranya berupa kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan juga aktiva lainnya. Kemudian untuk hutang lancar antara lain meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang gaji, hutang bank, dan juga jenis hutang lainnya yang harus segera dibayar.

Ini adalah rumus current ratio :

Current Ratio = Aktiva Lancar dibagi Utang Lancar

Jika perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin besar, maka semakin tinggi juga kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Jika rasio lancar 1:1 atau 100% diartikan jika aktiva lancar bisa menutupi semua hutang lancar. Sehingga, bisa dikatakan sehat apabila rasionya berada di atas 1 atau diatas 100%. Yang dimaksud dengan aktiva lancar senaiknya bisa jauh di atas jumlah hutang lancar.

Berikut ini penjelasannya;

Current ratio (rasio lancar) pada PT BATU AKIK yaitu seperti berikut (dalam rupiah):
Tahun 2015 : = 1,04
Tahun 2016 : = 1,05

Bisa diartikan jika kemampuan untuk membayar utang yang harus dipenuhi dengan segera dengan aktiva lancar pada tahun 2015 yaitu setiap Rp 1 utang lancar dijamin oleh aktiva lancar Rp 1,04. Sedangkan di tahun 2016 yaitu setiap utang lancar Rp 1 telah dijamin oleh Rp 1,05 aktiva lancar.

Penilaian Current Ratio

Jika Current Ratio (rasio lancar) semakin tinggi, semakin likuid perusahaannya. Hasil Current Ratio atau Rasio Lancar yang diterima biasanya yaitu 2 kali. Current Ratio sebesar 2 kali ini dinilai sebagai posisi nyaman dalam keuangan untuk kebanyakan perusahaan. Akan tetapi, pada dasarnya, Current Ratio (rasio lancar) yang bisa diterima ini bervariasi antara satu industri dengan industri yang lainnya. Rasio Lancar sebesar 2 kali sudah dianggap dapat diterima atau “Acceptable“ pada kebanyaka industri.

Nilai rendah yang ada di Current Ratio (nilai yang kurang dari 1 kali) membuktikan jika perusahaan mungkin mengalami kesulitan di dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Akan tetapi, Investor maupun calon kreditur juga sebaiknya memperhatikan arus kas operasi perusahaan. Tujuannya supaya bisa lebih memahami tingkat likuiditas dari suatu perusahaan. Jika Current Ratio perusahaan rendah, para investor bisa menilai kesehatan keuangan perusahaan yang berhubungan dengan kondisi arus kas (cash flow) operasionaldi dalam perusahaan itu

Apabila Current Ratio tersebut terlalu tinggi (nilai yang lebih dari 2 kali), maka perusahaan itu bisa saja tidak memakai aset lancar atau fasilitas pembiayaan jangka pendeknya dengan efisien. Hal tersebut membuktika jika mungkin terdapat masalah dalam pengelolaan modal kerja. Akan tetapi untuk kreditur, Current Ratio yang tinggi lebih baik jika dibandingkan dengan current ratio yang rendah. Sebab, dengan current ratio yang tinggi, bisa diartikan jika perusahaan cenderung lebih bisa memenuhi kewajiban hutang yang jatuh tempo pada 12 bulan yang akan datang.