Contoh Pantun Adat

Posted on

Contoh Pantun Adat – Pantun ialah salah satu hasil karya sastra yang tergolong puisi lama melayu. Munculnya pantun sudah erat hubungannya dengan budaya kita yang beragam, budaya Nusantara.

Contoh Pantun Adat

Berbagai hasil budaya Nusantara lainnya, pantun pun mengandung nilai kearifan lokal yang patut dicontoh dan jaga sebagai penerus generasi bangsa. Kegunaan pantun tidak hanya sebagai suatu media pergaulan seperti berkenalan, bercanda, mengungkapkan perasaan, bisa juga pantun adat yang mengajarkan suatu jati diri negara itu sendiri.

Nah, untuk itu artikel ini akan memberikan beberapa contoh Pantun Adat maka perhatikan penjabaran dibawah ini agar teman-teman semua paham

Contoh Pantun Adat 30+

Berikut ini kami telah menjabarkan beberapa contoh pantun adat sesuai dengan tema pembahasan artikel kali ini :

Bagian 1 :

Menanam mangga di pulau bukum
Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula pada hukum
Hukum bermula pada Kitabullah

Lebat daun bunga tanjung
Bau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka

Sungguh manis gula malaka
Jangan dibacuh dibuat serbat
Sungguh teguh adat pusaka
Biar mati anak jangan mati adat

Buah berangan di rumpun pinang
Limau kasturi berdaun muda
Kalau berkenan masuklah meminang
Tanda diri beradat budaya

Bukan kacang sembarang kacang
Kacang melilit pada kayu jati
Saya datang bukan sekedar datang
Datang membawa hajat di hati

Menyulam dengan benang kasar
Baju disulam tepi kainnya
Salah kecil ataupun besar
Hukumnya sudah tersedia

Duduk antara kawan dan lawan
Tidak berpijak betung sebelah
Mau berpijak kepada lawan
Di situ kata putuslah sudah

Anak taruna tiba di darat
Dari Semarang langsung ke Deli
Hidup di dunia biar beradat
Bahasa tidak dijual beli

Pohon salak berbuah lebat
Bilalah masak harum juga
Berumpun pusaka berupa adat
Daerah berluhak alam beraja

Penghapus putih berbahan karet
Walaupun hitam penghapus jua
Kain yang indah ialah songket
Pusaka adat patut dijaga

Bagian 2 :

Ditengah Sumatera adalah Jambi
Disebelahnya ada Sumatera Barat
Suluh bendang dalam nagari
Tugas penghulu menjaga adat

Pohon pinang ditanam rapat
Puyuh kini berlari-lari
Samalah kita menjunjung adat
Tonggak budaya semai di hati

Manis sungguh gula gula
Jangan dimakan dibuat lepat
Sungguh teguh adat pusaka
Biar mati anak jangan mati adat

Cantik nian si kumbang jati
Khatib masjid pulang berkuda
Patah tumbuh hilang berganti
Adat lama begitu juga

Lebat daun bunga kecubung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka

Pukat bukan sembarang pukat
Pukat penjala ikan berenang
Bukan adat sembarang adat
Adat pusaka nenek moyang

Ayam kampung berbulu merak.
Jikalau lihat tolong bawa
Adat kita bersendi syarak
Kebenaran adat yang kita jaga

Menanam kelapa di pulau Bukum
Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah

Buah berangan di rumpun pinang
Limau kasturi berdaun muda
Kalau berkenan masuklah meminang
Tanda diri beradat budaya

Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka

Bagian 3 :

Pohon nangka berbuah lebat
Bilalah masak harum juga
Berumpun pusaka berupa adat
Daerah berluhak alam beraja

Laksamana berbaju besi
Masuk ke hutan melanda-landa
Hidup berdiri dengan saksi
Adat berdiri dengan tanda

Pohon pinang arainya harum
Tumbuh sebatang di tepi tebat
Adat meminang berjarum-jarum
Jangan kita melanggar adat

Berbuah lebat pohon mempelam
Rasanya manis dimakan sedap
Bersebarlah adat seluruh alam
Adat pusaka berpedoman kitab

Orang Siantar merambas onak
Onak tumbuh dibalik batu
Orang pandai bermain otak
Orang cerdik di balik itu

Pokok pinang ditanam rapat
Puyuh kini berlari-lari
Samalah kita menjunjung adat
Tunggak budaya semai di hati

Bukan lebah sembarang lebah
Lebah bersarang di buku buluh
Bukan sembah sembarang sembah
Sembah bersarang jari sepuluh

Manis sungguh gula Melaka
Jangan dibancuh dibuat serbat
Sungguh teguh adat pusaka
Biar  mati anak jangan mati adat

Ikan berenang lubuk
Ikan belida dadanya panjang
Adat pinang pulang ke tampuk
Adat sirih pulang ke gagang

Menyulam dengan benang kasar
Baju disulam tepi kainnya
Salah kecil maupun besar
Hukumnya telah tersedia

Bagian 4 :

Duduk antara kawan dan lawan
Nan terpijak betung sebelah
Mau berpijak kepada lawan
Di situ kata putuslah sudah

Anak teruna tiba di darat
Dari Makasar langsung ke
Deli Hidup di dunia biar beradat
Bahasa tidak dijual beli

Di hilir sarang penyengat
Di mudik sarang bentilau
Kami lupa-lupa ingat
Siapa gerangan gelar beliau

Menanam kelapa di pulau
Bukum Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah

Rama-rama si kumbang jati
Khatib Endah pulang berkuda
Patah tumbuh hilang berganti
Adat lama begitu juga

Suka memutus kata orang
Awal diingat akhir tidak
Jika benar disebut orang
Namun baginya tetap tidak

Menanam kelapa di pulau Bukum
Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah

Pakat bukan sembarang pukat
Pukat penjala ikan beledan
Bukan adat sembarang adat
Adat pusaka nenek moyang

Kuat rumah karena sendi
Rusak sendi rumah binasa
Kuat bangsa karena budi
Rusak budi bangsa binasa

Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka

Adat pusaka kalau tiba
Terpaksa kita turun tangan
Mencari hukum yang pertama
Duduk bicara dengan rundingan

Apa kegunaan munculnya pantun adat ?

Kegunaan pantun adat yaitu dapat mengajarkan suatu jati diri negara itu sendiri khususnya.

Apa yang dimaksud pantun adat ?

Pantun adat adalah suatu pantun yang didalamnya menggunakan gaya bahasa bernuansa kedaerahan yang kental akan unsur adat kebudayaan tanah air itu.

Berasal dari manakah pantun ?

Pantun berasal dari minangkabau yang dikenal sebagai “patuntun” yang artinya penuntun

Demikianlah pembahasan artikel kali ini, semoga bermanfaat dan menjadi ilmu pengetahuan baru bagi para pembaca.

Baca juga artikel lainnya :