Contoh Narrative Text

Posted on

Contoh Narrative Text Singkat Dan Legend Beserta Strukturnya – Narrative text ataupun yang lebih dikenal teks narasi di dalam pelajaran merupakan salah satu jenis teks narasi yang bersifat lebih spesifik menceritakan kisah – kisah di masa lampau atau lalu.

Contoh Narrative Text
Contoh Narrative Text

Maka pada kesempatan kali ini, artikel ini akan membahas mengenai tentang contoh narrative text beserta dengan strukturnya, contoh narrative text dengan masing – masing tema yang telah dijabarkan secara rinci dibawah ini

Buaya Yang Lapar

Orientasi

Pada suatu waktu buaya itu bersembunyi tepat berada di bawah permukaan air danau dalam waktu yang lumayan lama, namun belum juga ada seekor mangsapun yang datang ke danau untuk meminum air.

Suatu hari, ada seekor buaya yang sangat kelaparan, sedang menunggu mangsa yang datang atau di dekat danau di hutan tersebut.

Buaya itu bersifat begitu jahat, oleh karenanya ia tidak mempunyai teman ataupun binatang lainpun begitu membencinya.

Komplikasi

Hari sudah menjelang petang artinya mulai sore, buaya itu akhirnya tidak tahan berendam di dalam air, pelan – pelan buaya itu merayap ke tanah karena sudah tak tahan kelaperan.

Tetapi hari itu sungguh hari yang sial untuk buaya. Setelah mencapai tepi danau tiba – tiba suatu batang pohon berukuran besar terjatuh tepat berada di leher buaya sehingga buaya itu tidak dapat bergerak sama sekali.

Selang beberapa menit kemudian, datanglah seekor kerbau ke danau itu untuk segera minum air.

Setelah meminum air, ia melihat buaya serta langsung ketakutan sampai hendak meninggalkan danau itu dengan secepatnya. Tetapi buaya itu memelas dan memohon pertolongan kepada si kerbau.

Kerbau merasa iba terhadap buaya itu, akhirnya memutuskan agar menolong buaya yang tertimpa pohon .

Tak disangka setelah menolong buaya itu, kerbau malah mendapatkan sesuatu yang tak ia harapkan hal itu terjadi.

Dengan keadaan buaya yang masih kelaperan tadi, ia menggigit salah satu kaki kerbau sampai kerbau itu berteriak lantang meminta tolong kepada binatang lain yang berada di sekitar danau tersebut.

Kancil yang pada waktu itu sedang berjalan, ingin menuju danau mendengar suara kerbau tersebut. Kancil yang dijuluki lincah dan cerdik tersebut berlari secepatnya untuk melihat apa yang telah terjadi oleh kerbau itu.

Sesampainya di sekitar danau, kancil pun melihat kerbau serta buaya.

Akhirnya kancil bertanya, “Ada hal apa ini?”.

Dan kerbau pun menjawab, “buaya ini menggigit kakiku sesudah aku menolongnya menyingkirkan dahan pohon yang terjatuh tepat lehernya tadi”.

Tak mau kalah, buaya itu pun berkata, “Aku sangatlah lapar dan posisimu berada di wilayahku, sehingga aku menggigitmu kerbau yang sangat malang.”

Sembari buaya itu menertawakan kerbau.

Mendengar pejelasan keduanya, kancil pun berkata dengan kerbau, “Sangatlah tak mungkin kamu membantu buaya, sehingga buaya itu punya hak untuk menggigitmu wahai kerbau.”

Kerbau itu berkata, “Aku tidaklah berbohong, maka akan segera ku buktikannya”.

Kancil menjawab, “Aku begitu percaya jika yang dikatakan buaya benar, tetapi kamu boleh saja mencoba membuktikan omonganmu itu. Namun sebelumnya, kamu buaya harus melepaskan gigitanmu itu, setuju?”.

Buaya menjawab, “Okee, itu sangatlah mudah, tetapi sesudahnya aku akan segera langsung menyantap kerbau malang ini”.

Kancil menjawab, “Oke, setuju”.

Resolusi

Akhirnya pelan – pelan kerbau menaruh dahan yang besar itu pada posisi sebelumnya, yang berada di atas leher buaya.

Sesudahnya tiba – tiba kancil berkata, “Mari lari kerbau, ayo cepat segera lari!”

Kerbau dan kancil pun langsung lari secepat mungkin namun buaya baru sadar jika ia baru saja dibodohi oleh si kancil tersebut.

Karena dahan pohon yang ditaruh kembali oleh kerbau d leher buaya tersebut, sehingga buaya tetap terjebak di sana dan tak ada yang mau menolongnya lagi.

Lumba – Lumba Dan Nelayan

Orientasi

Pada suatu hari tinggallah seorang nelayan di sebuah desa, ia sedang memancing ikan di tengah – tengah laut. Nelayan itu memancing ikan sendirian di atas sebuah perahu tuanya yang berukuran kecil.

Komplikasi

Hari itu merupakan bukanlah hari yang baik untuk memancing ikan. Nelayan itu tidak mendapatkan seekor ikanpun walaupun ia telah memancing dalam beberapa jam yang cukup lama.

Nelayan itu tak bisa bertahan lebih lama lagi untuk memancing, jika tidak ada seekor ikanpun yang sedikit menyenggol atau bahkan memakan umpannya.

Nelayan itu sudah lelah, bosan dan lapar. Tetapi ia berfikir jika ia tidak mendapatkan seekor ikanpun maka ia tidak bisa mendapatkan uang untuk kebutuhan keluarganya.

Ia begitu bingung dan sedih.

Ia lalu berdoa kepada Tuhan agar mendapat suatu keajaiban atau keberuntungan.

Dengan optimis kembali, nelayan itu memutuskan agar bertahan beberapa menit lagi, jika ia tidak mendapatkan ikan lagi maka ia akan segera pulang, tetapi jika ia mendapatkan ikan maka ia akan melanjutkan untuk memancing.

Selesai berdoa, nelayan itu mengganti umpannya serta mencoba memancing sekali lagi.

Tidak dengan waktu lama sesudah ia melemparkan kailnya, seekor ikan pun memakan umpannya tersebut.

Akhirnya ia mendapatkan seekor ikan tersebut setelah berdoa.

Setelah itu ia menjadi sangat beruntung, ia selalu ingin mencobanya lagi dan lagi, ia selalu mendapatkan ikan terus menerus dengan mudahnya. Perahunya segera penuh ikan dan ia dapat pulang dan menjual ikannya tersebut.

Didalam perjalanan pulang, ia melihat sesuatu benda di permukaan laut. Ia melihat sebuah pelampung yang bergerak berputar – putar itu.

Nelayan akhirnya mendekatkan perahunya agar dapat melihat secara jelas. Seperti yang sudah ia duga, benda itu merupakan jaring dengan pelampung yang mengambang di permukaan dasar laut.

Jika pelampung itu bergoyang – goyang, tandanya ada ikan yang tersangkut di jaring tersebut.

Tetapi jaring siapakah ini?

Tidak ada sebuah perahu pun di area itu kecuali perahu nelayan itu. Berarti, jaring ini merupakan jaring yang tertinggal oleh pemiliknya tersebut.

Nelayan itu segera mengambil jaring tersebut dan melihat ikan apa yang sudah membuat pelampung itu bergoyang – goyang terus menerus. Ternyata terdapat seekor ikan lumba – lumba yang terperangkap didalam jaring itu.

Sungguh ikan lumba – lumba yang begitu malang.

Ikan lumba – lumba itu sangatlah cantik dikelilingi warna putih, dan ikan lumba – lumba jenis itu adalah ikan yang begitu langka di area tersebut.

Akhirnya nelayan itu melepaskan ikan lumba – lumba tersebut. Ikan lumba-lumba itu nampak begitu senang, kemudian ia berenang mengelilingi perahu sang nelayan serta melompat tiga kali sebelum akhirnya berpisah dengan nelayan itu.

Resolusi

Selang beberapa bulan kemudian, nelayan itu bertemu lagi dengan ikan lumba – lumba putih namun dalam situasi yang berbeda.

Waktu itu cuaca sedang mendung namun sang nelayan masih berada di tengah – tengah laut.

Badai pun akan segera datang dan sang nelayan segera bersiap untuk kembali pulang. Tetapi terlambat, sebelum sang nelayan mendekati pinggiran pantai, badai pun telah datang.

Ombak laut begitu tinggi sehingga perahu sang nelayan tenggelam perlahan – lahan.

Nelayan itu tidak mampu berbuat apa – apa selain mencoba agar segera berenang. Tetapi tubuhnya yang terlalu tua sehingga tak mampu bertahan lebih lama lagi saat itu.

Pada momen tersebut, sang lumba – lumba putih melihat, dan akhirnya datang dan segera menyelamatkan sang nelayan.

Badai sudah berlalu dan nelayan itu sudah berada di pinggir pantai.

Ia tak dapat mengingat bagaimana ia sudah sampai di sana namun yang dapat ia ingat ialah ikan lumba – lumba itu sudah menyelamatkannya.

Ia memandang ke tengah laut serta melihat sang lumba – lumba putih yang melompat beberapa kali didepannya.

Anak Ayam Buruk Rupa

Orientasi

Pada zaman dahulu, di sebuah peternakan terdapat seekor induk ayam yang mempunyai 7 butir telur. Salah satu dari ketujuh telur tersebut berukuran sangat besar dari telur umumnya. Induk ayam itu tidak paham kenapa ia mempunyai telur tersebut tetapi ia tetap mengeraminya.

Komplikasi

Pada pagi hari, semua telur itu menetas. Terlihay jelas ada enam anak ayam berwarna kuning dan imut tetapi satu anak ayam yang berwarna hitam serta besar.

Induk ayam tersebut tidak paham kenapa terdapat satu anaknya yang berukuran terlalu besar, hitam dan buruk rupa. Anak ayam buruk rupa itu juga tumbuh sangatlah besar jika dibandingkan dengan keenam anak ayam yang lainnya.

Karenya, semua ayam di peternakan itu menertawakan kehadiran anak ayam buruk rupa itu dan setiap hari mereka mengolok – oloknya.

Anak ayam buruk rupa itu begitu sedih. Ia merasa sangat berbeda serta jelek sehingga malu karena penampilan tubuhnya yang berbeda.

Suatu hari anak ayam buruk rupa itu memutuskan untuk diam – diam kabur dari peternakan tersebut.

Ia bertanya – tanya kepada burung – burung lainnya tentang jenisnya tetapi tak satupun yang tahu mengenai hal itu. Ia merasa begitu sedih dan kesepian.

Ia perlahan – lahan berjalan di tepi sungai untuk mencari makanan. Ia berkaca penampilannya di sungai itu dan benar saja jika ia tampak sangat buruk serta berbeda dengan anak ayam yang lainnya.

Saat anak ayam buruk rupa itu pergi sendirian, seorang lelaki menghampiri dan menagkapnya. Lelaki itu membawanya ke rumah dan memeliharanya di dalam sebuah kandang.

Setiap hari lelaki itu rutin memberinya makanan dan air. Ia sebenarnya sangatlah aman tetapi ia merasa sendirian dan kesepian di dalam kandang itu.

Ia dapat melihat ayam – ayam lainnya yang berada di luar kandang. Ia tidak mengerti mengapa lelaki itu tidak melepasnya di luar kandang.

Anak ayam buruk rupa itu akhirnya tumbuh dengan semakin besar, tetapi ia tak tahu sudah berapa lama ia bermukim hanya dalam kandang tersebut.

Ia juga tak tahu bagaimana rupanya setelah ia tumbuh semakin besar.

Satu hal yang ia sangat bersikukuh, ialah semua ayam di peternakan itu takut melihat padanya. Pikiran itu membuatnya semakin sedih dan semakin merasa dirinya sangat buruk rupa.

Suatu hari, lelaki itu melepaskannya untuk ke luar kandang karena ukuran tubuhnya tak lagi cukup untuk berada di dalam kandang itu.

Ia bisa merasa sedikit bahagia karena setelah lama dalam kandang akhirnya ia dapat berjalan – jalan keluar.

Resolusi

Ia melihat seekor burung besar yang cantik datang menghampirinya. Burung itu berukuran sama besar dengan ukuran tubuhnya dan mempunyai bulu – bulu yang begitu indah. Ia begitu takut, kemudian ia langsung berlari menjauhinya.

Di sekitar kolam di peternakan itu, akhirnya ia dapat melihat wujudnya. Ia sama dengan burung yang barusan ia lihat.

Kemudian ia sadar dan paham jika ia bukanlah ayam, melainkan seekor burung. Lalu ia mendekati burung tersebut serta menanyakan tentang jenisnya. Dan tak lupa ia menceritakan seluruh pengalaman menyedihkan kepada burung itu.

Akhirnya ia tahu jika ia merupakan seekor merak dan ia begitu bahagia karena tak lagi sendiri dan buruk rupa. Ia merupakan seekor merak cantik bersama dengan keluarga barunya tersebut.

Kancil Dan Singa

Orientasi

Pada suatu hari, kancil begitu haus dan ia ingin minum air yang berada di tepi sungai.

Di dekat sungai itu, ia melihat seekor singa besar yang ingin memakan tikus kecil. Tikus itu begitu putus asa dan tak dapat berbuat apa – apa.

Kancil merasa kasihan dengan tikus itu, namun ia sebenarnya juga sangat takut terhadap singa itu, tetapi kancil harus segera menolong tikus yang malang itu.

Komplikasi

Ia berfikir keras sampai akhirnya ia mendapatkan suatu ide. Kancil berjalan mendekat ke arah singa serta tikus dengan menyapa mereka berdua.

Kancil berkata, “Heiii kawan – kawan, kalian berdua keliatan begitu senang, permainan apa yang sedang kalian jalankan ini?”.

Singa berkata, “Berani – beraninya kamu datang menghampiri ke sini binatang kecil, siapa dirimu? Oh, beruntungnya diriku, aku juga dapat memakanmu juga. Aku begitu lapar.” Singa itu kemudian mengaum dengan lantang.

Kancil berkata, “Aku merupakan raja di hutan ini. Aku sama sekali tidak takut kepada apapun termasuk manusia. Aku akan memakan siapapun yang membuatku merasa marah walaupun binatang besar bagai dirimu.”

Sang singa menjadi sedikit ragu terhadap kancil.

Singa berkata, “Benarkah kamu seorang raja? Tetapi aku tak percaya. Bagaimana bisa binatang kecil seperti dirimu menjadi raja. Apa kau dapat membuktikannya kepada diriku?”.

Kancil menjawab, “Pasti kamu tidak mengenalku. Kamu merupakan pendatang baru di sini. Aku merupakan raja dan semua binatang di hutan ini menghormatiku karena aku begitu kuat yang tak takut terhadap apapun. Kamu dapat bertanya kepada tikus kecil itu jika kamu tidak percaya.”

Singa pun bertanya kepada tikus, “Apakah yang ia katakan itu benar, tikus yang malang?”.

Tikus menyadari jika kancil berbohong serta mencoba untuk menyelamatkannya.

Tikus menjawab, “Iya, itu sangatlah benar. Ia merupakan raja yang begitu pemberani”.

Singa berkata, “Apakah kamu dapat memberikan buktinya? Jika kalian berbohong, maka aku akan segera memakan kalian.”

Kancil berkata, “Kemarin aku memakan singa, aku masih menyimpan kepalanya di suatu lubang di sekitar sungai. Maka, aku tidak takut kepadamu. Mari ikuti aku untuk melihat kepala temanmu yang ada di lubang itu.”

Singa pun mulai merasa takut. Tetapi ia begitu malu jika terlihat takut padanya, akhirnya sang singa mengikuti kancil pergi ke suatu lubang di sekitar sungai.

Resolusi

Kancil berkata, “Kita telah sampai. Silahkan melihat kepala singa itu. Namun kamu harus tahu jika aku akan memakan siapapun yang sudah melihat kepala singa tersebut. Maka segera bersiaplah.”

Singa itu mulai terlihat gemetar. Ia melihat ke dalam lubang itu dengan perasaan yang takut sehingga ia tak melihat begitu jelas sesuatu yang ada di dalam lubang itu, kecuali bayangan dari kepalanya itu sendiri.

Singa itu mengira jika bayangannya sendiri adalah kepala singa yang sudah disimpan oleh kancil tersebut.

Sesudah melihat lubang itu, si singa langsung segera berlari terbirit – birit karena ia takut kancil akan memakan dirinya juga.

Kancil serta tikus tertawa terbahak – bahak. Padahal tak ada apapun di dalam lubang itu kecuali air yang begitu jernih sehingga siapapun yang melihat ke dalam lubang itu di saat siang hari, maka mereka akan melihat bayangannya sendiri yang nampak di permukaan air tersebut.

Setelah membaca masing – masing contoh narrative text, apa yang dimaksud narrative text itu sendiri ?

Narrative text ( teks narasi ) merupakan salah satu jenis teks narasi yang secara lebih spesifik menceritakan suatu kisah-kisah di masa lampau atau lalu.

Setelah melihat contoh narrative text diatas dapatkah anda menjelaskan masing – masing struktur yang terdapat didalamnya ?

1. Orientasi
Pada tahap ini adalah bagian yang memperkenalkan cerita bermulai dari pengenalan karakter, tempat serta waktu terjadinya peristiwa di dalam cerita dan lain sebagainya.
2. Komplikasi
Tahap ini merupakan bagian ketika problem ataupun masalah yang terjadi, dihadapi tokoh utama pada cerita mulai dimunculkan.
3. Resolusi
Pada tahap ini akan menunjukkan kisah maupun alur cerita ketika tokoh utama berusaha menyelesaikan masalah yang terjadi padanya serta bagian yang akan menjadi akhir dari sebuah cerita.

Apa tujuan dari narrative text ?

Tujuan dari narrative text ( teks narasi ) merupakan untuk menghibur sekaligus mengedukasi pembaca lewat cerita yang dituliskan dalam teks tersebut.

Demikianlah pembahasan artikel contoh narrative text kali ini, semoga bermanfaat dan menjadi ilmu pengetahuan baru mengenai contoh narrative text bagi para pembaca.

Baca juga artikel lainnya :