Perlawanan Rakyat Sulawesi

Posted on

Rumusrumus.com – Hallo pengguna setia web ini, pada kesempatan kali ini kita akan membahas pertanyaan mengenai Perlawanan Rakyat Sulawesi ? Nah untuk itu, agar kalian mengetahui apa jawaban atas pertanyaan ini simaklah penjelasan dibawah ini.

perlawanan rakyat sulawesi

Perlawanan Rakyat Sulawesi ?

Jawaban

Sejarah singkat terjadinya :

Perlawanan rakyat sulawesi ini terjadi pada tahun 1829-1907. Perjuangan itu melawan Pemerintahan Hindia Belanda, dimana Kerajaan Gowa yang hanya mengakui kekuasaan Belanda saja, sedangkan Kerajaan Soppeng serta Wajo tidak.

Selanjutnya pada tahun 1811-1816, belanda kembali ke Sulawesi Selatan sesudah berakhirnya pemerintahan Inggris, lalu Belanda mengundang raja – raja Sulawesi Selatan demi meninjau kembali sebuah Perjanjian Bongaya yang dibuat pada tahun 1667 tersebut. Menurut Belanda, Perjanjian Bongaya tidak sesuai lagi dengan sistem pemerintahan imperialismenya tersebut sehingga pertemuan tersebut hanya dihadiri Raja Gowa dan Sidenreng.

Lalu pada tahun 1824, Belanda menyerang kerajaan Tanette serta kerajaan Suppa. Belanda menang sesudah dua kali perang dengan kerajaan Suppa. Pada bulan Oktober 1824, pasukan Bone bisa merebut kembali wilayah kerajaan Tanette. Lalu, Tanette pun bergabung bersama pasukan Bone. Kekuatan Bone pun semakin besar, bahkan daerah kekuasaannya itu semakin luas.

Berikut ringkasan perjuangannya :

Perlawanan ini mulanya disebabkan karena hanya Kerajaan Gowa yang hanya mau mengakui kekuasaan Belanda, sedangkan Kerajaan Soppeng serta Wajo tidak. Kurang diterimanya Belanda membuat Belanda menyerang Tanette dengan Kerajaan Suppa dan berhasil menguasainya. Hal ini menyebabkan perlawanan dari masyarakat Bone itu sendiri.

Akibat perlawanan dari rakyat Sulawesi Selatan, kedudukan Belanda di Makassar makin lemah, serta kemudian mendapat bantuan pasukan dari pemerintah kolonial Belanda, dimana dipimpin van Geen. 5 Februari 1825, van Geen menyerang sebuah pusat – pusat pertahanan pasukan Bone.

Pertempuran terus berkobar serta pasukan Bone bertahan mati – matian, tetapi kalah dalam persenjataan membuat benteng Bone bisa dikuasai oleh Belanda. Jatuhnya Bone membuat perlawanan rakyat makin melemah, namun disamping itu pertempuran – pertempuran kecil masih terus berlangsung hingga awal abad ke-20 tersebut.

Jadi, jika adik adik siswa/i khususnya masih dalam jenjang pendidikan yang masih binggung mengenai pertanyaan tersebut artikel dan lain lain, Maka makalah pembahasan ini sudah cukup mewakili jawaban untuk adik adik semua.

Demikianlah pembahasan artikel mengenai sebuah pertanyaan, semoga bermanfaat dan menjadi ilmu pengetahuan baru bagi para pembaca.

Baca Juga :